Minggu, 24 September 2017

Entah kenapa gw sedang merasa sendiri. Di dunia yang ada milyaran manusia ini, gw merasa seorang diri.

Jumat, 26 Agustus 2016

setiap pagi, sekitar pukul 7, pemandangan yang kami liat selalu sama, manusia yang lalu lalang lalu menghilang di kesibukannya masing-masing dan riuhnya suara yang seakan berirama. seakan. terkesan dipaksakan, sebenernya suara klakson yang bersahutan, knalpot usang yang mencoba tetap menunjukkan eksistensinya dan decitan ban kendaraan dengan aspal tidaklah mengganggu buat kami. kami cuma benci suara mendecit, keluhan yang seolah tidak terucap dari mulut-mulut manusia yang mengutuk pagi mereka. entahlah, kenapa mereka selalu senang sumpah serapah, seakan semua bisa selesai dengan kata-kata tidak bijak itu. kami hanya bisa menyaksikan saja, seandainya mereka bisa lebih bersyukur.

setiap siang, sekitar pukul 12, pemandangan yang kami liat selalu sama, manusia yang berjalan beriringan, seperti bebek digiring tuannya. mereka terburu oleh waktu atau mungkin nafsu. mereka hanya ingin lambung kosongnya dijejali nasi, ikan, ayam, sayur, juga sambal. setelah itu, setelah mereka merasa sesak, semua jadi melambat. ketika kembali mereka seperti siput yang berlomba menjadi yang terlama sampai ke garis finish. dengan perut buncit dan mata berat. Ibu bilang, mereka terjerat nafsu. nafsu untuk tidur di siang hari, setelah kenyang tentunya. Seperti sapi. sesudah makan mereka tidur. Ya, ibu benar.

setiap sore, sekitar pukul 5, pemandangan yang kami liat selalu sama, manusia-manusia yang kembali memenuhi jalan, berusaha jadi pemenang untuk sampai di rumah masing-masing secepatnya. Udara sore sudah dicemari oleh asap-asap kendaran ditambah CO2 dari hidung mereka. Suara klakson kembali bersahutan, dilengkapi sumpah serapah dari mulut-mulut mereka. Ayah bilang, nikmati saja seperti lagu yang kau suka. ingat, ketika kau dihadapkan pada sesuatu setiap hari, mau tidak mau, ingin tidak ingin, kamu harus suka. Ya, ayah benar.

setiap malam, sekitar pukul 10, pemandangan yang kami liat selalu sama, lampu-lampu jalan mulai dinyalakan. warnanya oranye, seperti senja, adikku bilang warnanya kuning seperti pisang. entahlah, kurasa apapun warnanya tidak penting, yang penting muda-mudi itu. setiap kali aku liat mereka berjalan bergandengan sambil bersenandung ria. kadang kulihat mereka saling menatap dengan indah. saling memuji satu sama lain. Kadang aku hanyut terbawa suasana mereka. Kata kakakku itu namanya jatuh cinta, mereka membawa keindahan dan kenyamanan, tapi tunggu saja beberapa waktu lagi sampai bom meledak dan duar, hancur. satu waktu, dua hari sudah aku tidak melihat mereka bersama, mungkin mereka hancur bersama bom tadi. Ya, kakakku benar.

Aku mempunyai keluarga yang biasa saja. Ada ayah, ibu, aku, dan kakakku. Kami mempunyai kebiasaan menikmati kebiasaan seperti itu setiap hari, bahkan kalau aku sudah mulai dari lahir. Entah ayah, ibu, kakak sudah berapa lama. kadang aku bertanya apa mereka tidak bosan. jawaban mereka sama. tidak, ini namanya takdir nak, yang penting adalah kita tetap bersama, tidak terpisahkan.

kadang aku berharap aku bisa pergi ke luar angkasa saja, agar tidak perlu aku melihat manusia-manusia dengan rutinitasnya yang membuatku muak. tapi katanya di luar angkasa tidak ada air. baiklah aku tidak bisa kesana. kalau aku belum mau mati dulu tentunya.


ada hari yang mengubah takdir keluarga kami, itu jatuh di hari ini. kabar burung itu ternyata benar. kabar yang sering kami dengar dari orang-orang itu. kabar sialan, dan tentunya dari manusia sialan. mulai besok pemandanganku akan berbeda, tidak ada lagi rutinitas seperti biasa. kata ayah, ibu dan kakakku, mungkin mulai besok kami akan disuguhi pemandangan indah di surga. semoga di surga tidak ada perut buncit manusia-manusia itu lagi. amin.

News. Ditemukan sepasang muda-mudi yang gantung diri di bawah pohon beringin berumur ribuan tahun. Pohon rimbun tersebut tepat berada di lingkungan tempat kerja mereka. Dikabarkan mereka adalah kekasih yang tidak mendapat restu kedua orang tua dan memilih pergi mati bersama dengan cara tragis tersebut. petugas kebersihan yang kami berhasil kami wawancarai mengatakan, besok pagi demi kenyamanan bersama, pohon tersebut akan ditebang habis, menghindari hal-hal aneh yang akan terjadi nantinya.

Selasa, 16 Juni 2015

Aku mencintai dia dalam diam

Tiga menit lagi.

Arah jam satu, seorang pria berbaju cokelat akan duduk disana. Sebentar lagi.

Sekarang pukul 12.15 seharusnya nasi goreng pedas sudah ada di mejanya. Tawa renyahnya sudah mengisi suasana kantin ini sejak tadi.

Randi. Fakultas Ekonomi. Semester lima.

Aku tau hal ini bukan kebetulan, aku sudah mengamati dia sejak sebulan belakangan. entah, apa yang membuatku nyaman memperhatikan dia darisini. Hingga jarak antara Fakultasku dengannya tak membuatku absen datang ke kantin ini setiap harinya. Ada yang hilang apabila aku tidak melihat simpul senyumnya satu hari. ada yang menenggelamkan apabila aku tidak melihat binar matanya satu hari. Aku rasa aku jatuh cinta.

Aku tidak tau pasti cinta itu apa. yang aku tau sebulan belakangan aku menjadi pesakitan. Randiku hilang, ditelan keramaian. Atau mungkin ia sudah ditarik jauh oleh bidadari itu. Ya. Sebulan yang lalu ia tidak datang lagi sendirian. Tetapi dengan seorang wanita yang parasnya seperti bidadari khayangan. Aku mungkin pantas jadi babunya dengan mukaku ini. sejak itu aku lihat binar kesukaanku hilang, senyum simpul milikku lenyap. Semua ditarik seperti magnet oleh wanita itu. Utuh menjadi miliknya.

Sudah dua bulan, aku tidak tahan lagi. Aku semakin kesakitan, aku ketergantungan. aku sudah 12 jam sehari menunggu di kantin ini, dalam diam. Tapi dia tak juga kembali pulang. Aku bisa apa selain tetap diam dan lama-lama hilang ditelan kesunyian ini.

Tuhan, kau tahu, aku hanya bisa mencintainya dalam diam. Aku jatuh cinta padanya diam-diam dan akan tetap berhulukan diam.

'Nov, kamu tau, berita mahasiswi Fakultas Sastra yang mencongkel matanya sendiri hingga buta dan mati kehabisan darah?'

'iya, Ran, aku bingung, apa yg ada di pikirannya, sekarang dia tidak hanya bisu, tapi juga buta' ujar Novia, sahabat sedari kecil Randi yang parasnya memang seperti bidadari.

'sayang sekali Nov, kau tau, sebelum aku pergi PKL, setiap hari aku memperhatikan dia, arah jam satu, baju biru dan selalu jus mangga di depannya. Aku kira aku bisa mulai menyapanya hari ini, dia manis'

Ternyata. Cinta itu tidak hanya menyakitkan, tapi mematikan.

Minggu, 31 Mei 2015

Setelah sekian lama, aku ingin kembali dipeluk olehMu, Tuhan.

Aku kira mencoba lagi mencintai itu tidak sesakit ini. Kenapa aku selalu jatuh pada orang yang salah.

Aku lelah mencari, Tuhan. Temukan aku, dengan dia yang juga meminta padaMu untuk dipertemukan denganku.

Aku berhenti. Untuk mencari, aku akan diam disini. Hingga aku ditemukan oleh dia. Seseorang yang ditakdirkan untuk saling menemukan denganku. Bukan dengan dia yang masih terus mencari saat seharusnya dia sadar, dia telah menemukan.

Senin, 25 Mei 2015

Beri aku waktu, setidaknya sampai esok hari. Aku janji, takkan mencintaimu lagi.

Sabtu, 11 April 2015

Aku lelah, menyerah, aku telah kalah.
Aku akan berhenti mencinta.

Ada yang lebih sulit dari menghindari perasaan sendiri?

Ya, menyadari orang yang kamu cinta berusaha menghindari keberadaanmu.

Ada yang lebih pahit dari ditinggalkan?

Ya, kehilangan tanpa kamu sempat menemukan.

Aku mengutuk keadaan dimana tanpa disengaja hadir cinta di waktu yang salah.
Atau perubahan yang terjadi karena cintalah penyebabnya.

Percayalah, menyangkal perasaan sendiri itu sangat melelahkan.
Sudah kubilang, aku kalah.
Aku jatuh cinta.
Pada dia yang untuk mengakui diapun mencintaiku saja enggan.
Pada orang yang memilih kalah pada keadaan dan berubah.
Kepada kamu.
Yang sekarang aku jadikan sebuah pertanyaan.
Bertahan atau mundur perlahan?

Kamis, 09 April 2015

Jatuh untuk mencinta (lagi)

Aku kembali lagi, jatuh cinta. Tapi, kali ini pada hati dan situasi yang salah.

Ketika degup jantung mengambil kendali sendiri untuk berpacu lebih kencang dari biasanya. Saat senyum mengembang tanpa sadar yang aku punya. Di depannya, aku fikir aku kembali lagi jatuh cinta.

Jika jatuh cinta bisa diatur sedemikian rupa, aku akan matang membuat rencana. Dimana seharusnya ia datang di waktu yang tepat dan teruntuk yang pantas.

Aku bisa apa selain turut pada keinginan Tuhan yang satu ini, untuk kembali jatuh untuk mencinta. Atau aku harus lari dari realita yang semakin hari semakin diperjelas adanya.

Kepada dia yang hadirnya aku selalu inginkan, kepada dia yang senyumnya aku selalu rindukan. Kepada dialah akhirnya hatiku dijatuhkan.

Atas senyum lebar yang hadir tiap melihatmu dan atas debar yang ada tiap di dekatmu, aku berterimakasih kepada Tuhan, karena menganugerahkan sepaket cinta yang lengkap untukku.

Cinta yang lengkap padanya dengan waktu dan situasi yang salah pula di dalamnya.

Pada akhirnya, aku mungkin harus lagi dan lagi menyerah, pada waktu dan situasi yang salah. Walau aku yakin, padamu cintaku takkan salah menemukan muara.


Teruntuk kamu,
Lelaki yang aku jatuhkan hatiku (lagi) pada akhirnya.


Feby